Kota Denpasar

Asal Usul Kota Denpasar, Ternyata Berawal dari Sebuah Taman

Kota Denpasar tak bisa di lepaskan berasal dari Pulau Bali. Pertumbuhan industri pasriwisata di Pulau Dewata ini, mendorong Kota Denpasar menjadi ibu kota dan pusat usaha di Provinsi Bali. Secara administrasi Kota Denpasar terdiri berasal dari 4 wilayah kecamatan terbagi menjadi 27 desa dan 16 kelurahan.

Batas wilayah Kota Denpasar sebelah utara, selatan dan barat berbatasan segera dengan Kabupaten Badung. Sedangkan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan
Selat Lombok. Berikut rincian batas wilayah Kota Denpasar:

Sebelah Utara : Kecamatan Mengwi dan Abiansemal (Kabupaten Badung).
Sebelah Timur : Kecamatan Sukawati (Kabupaten Gianyar) dan Selat Badung.
Sebelah Selatan : Kecamatan Kuta Selatan (Kabupaten Badung) dan Teluk Benoa.
Sebelah Barat : Kecamatan Kuta Utara dan Kuta (Kabupaten Badung).

Kepadatan penduduk di Kota Denpasar th. 2016 sudah capai 5.850 jiwa/km2. Angka ini merupakan angka tertinggi di Provinsi Bali. Sesuai dengan information th. 2016, jumlah penduduk di Kota Denpasar capai 897.300 jiwa.

Baca juga:

Sejarah Surabaya, dari Perang Raden Wijaya sampai Pertempuran 1945

Asal Usul Tegal, Jepangnya Indonesia berasal dari Portugis-Mataram

Sejarah Kota Denpasar

Dalam sejarahnya, Denpasar adalah sebuah taman. Tidak seperti taman terhadap umumnya, taman berikut adalah area yang paling disayangi Raja Badung terhadap selagi itu yaitu Kyai Jambe Ksatrya. Kala itu Kyai Jambe Ksatrya tinggal di Puri Jambe Ksatrya yang kini dikenal dengan Pasar Satria. Taman ini unik, karena ditambah dengan area untuk bermain adu ayam.

Hobi Kyai Jambe Ksatrya adalah bermain adu ayam dan sang raja kerap menyebabkan raja-raja lainnya di Bali untuk bermain adu ayam di taman tersebut.

“Jika dibandingkan dengan sekarang, taman berikut semacam villa persitirahatan”, ujar AA Ngurah Putra Darmanuraga, penekun sejarah sekaligus tokoh di Puri Pemecutan. Nama denpasar sendiri terdiri berasal dari dua kata yaitu “den” yang artinya utara dan “pasar” yang artinya pasar. Nama ini diberikan terhadap taman berikut mengingat lokasinya yang terletak di utara pasar. Kini taman berikut menjadi Jaya Sabha, rumah jabatan untuk Gubernur Bali.

Sementara itu dikutip berasal dari buku Asal-usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe yang disusun oleh Zaenuddin HM dijelaskan nama Denpasar sudah muncul sebelum th. 1778. Saat itu Badung dipimpin dua kerajaan kembar yaitu Puri Pemecutan dan Puri Jambe Ksatrya. Dua kerajaan berikut sama-sama merupakan keturunan Kyai Jambe Pule. Sebelah barat Tukad Badung dikontrol oleh Puri Pemecutan, namun wilayah sebelah timur Tukad Badung dikontrol oleh Puri Jambe Ksatrya.

Kyai Jambe Anglurah Ksatrya lah yang kerap menyebabkan raja-raja lain untuk adu ayam di sebuah taman yang berada di sebelah selatan puri dan tepat di utara pasar. Awalnya Pasar Badung berada kira-kira lapangan Puputan Badung kini, tepat di sebelah selatan Puri Denpasar (Gedung Jaya Sabha). Namun selagi Badung dikuasai Belanda, pasar berikut dipindah ke barat, dekat Tukad Badung. Taman yang didirikan oleh Kyai Jambe Ksatrya lantas dikenal dengan nama Denpasar.

Denpasar berkembang sebagai pusat kekuasaan selagi I Gusti Ngurah Made Pemecutan mengambil alih kekuasaan Kyai Jambe Ksatrya. I Gusti Ngurah Made menjadikan Taman Denpasar sebagai wilayah puri. Sementara itu selagi Cokorda Alit Ngurah dinobatkan sebagai regent Bandung terhadap th. 1929 ia membangun sebuah puri yang dikenal dengan nama Puri Satria.

Disebutkan kecuali Puri Denpasar sudah dihancurkan oleh Belanda selagi perang Puputan Badung. Bekas Puri Denpasar lantas digunakan sebagai kantor Asisten Residen Bali Selatan dan juga Kontroleur Badung. Berjalannya waktu, sesudah Indonesia merdeka, Denpasar ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Bali terhadap tanggal 23 Juni 1960. Sebelunnya, ibu kota Prrovinsi Bali ada di Singaraja.

Pusat ekonomi Kota Denpasar terletak di Jalan Gajah Mada yang berada tepat di Desa Candi. Denpasar terhitung tak bisa di lepaskan berasal dari Pasar Kumbasari, pasar tradisional yang mejual busana hingga keperluan rumah tangga lainnya.

Ada terhitung Museum Bali dan Lapangan Puputan. Museum Bali ada sejak th. 1932 dan punyai beraneka macam koleksi merasa berasal dari lebih dari satu style topeng hingga ilustrasi beraneka arsitektur di Bali. Yang tak kalah menariknya adalah Monumen Bajra Sandhi di Niti Mandala Renon Denpasar. Bangunan ini adalah monumen peringatan atas jasa para pahlawan. Bentuk monumennya seperti genta dan berdiri tepat di sedang lapangan yang lumayan luas.