Anthony Ginting berhasil menyabet standing juara Asia usai memenangkan Badminton Asia Championships (BAC) 2O23. Pelatih tunggal putra, Irwansyah menjadi keliru satu sosok yang memandang perjuangan Ginting berasal dari jarak dekat.
Menghadapi BAC 2023, Irwansyah memandang Ginting dan terhitung dua tunggal putra lainnya, Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo laksanakan persiapan dengan benar-benar baik. Mereka udah bekerja keras selama latihan dan berangkat didalam keadaan siap tempur.
Di Dubai, keliru satu persoalan pertama yang dihadapi adalah keadaan karpet lapangan. Karpet lapangan dulu menjadi ‘musuh’ Ginting di Badminton Asia Mixed Team Championships (BAMTC) terhadap Februari lalu. Saat itu Ginting mengeluhkan lapangan yang licin supaya ia tak sanggup mengeluarkan permainan terbaik.
Di BAC, karpet lapangan yang digunakan terhitung sama. Karena itu Irwansyah memberi peringatan terhadap Ginting supaya tak benar-benar fokus terhadap persoalan lapangan yang licin.
“Semua merasakan apa yang kamu rasakan. Saya terhitung ingat kala kamu main Mixed Team [BAMTC] selanjutnya kami fokus ke lapangan jadinya kamu gak sanggup main. Mending jangan main sebab kalau kamu tetap fokus ke persoalan lapangan, selesai.”
“Kamu main saja, mau jatuh mau kepeleset. No Choice. Main harus di lapangan itu dan lawan terhitung merasakan hal yang sama,” ucap Irwansyah terhadap Ginting.
Selain persoalan lapangan, persoalan lain yang sempat menimpa skuad tunggal putra adalah moment saat Jonatan Christie jatuh sakit. Jonatan sakit sehari sebelum akan pertandingan dimulai.
“Jonatan laporan ke saya malam itu bahwa dia tidak sanggup turut rapat sebab muntah terus. Saya pikir muntah biasa, ternyata terhitung sama diare. Akhirnya kami bawa Jonatan ke rumah sakit, diinfus sampai jam 1 atau 2 dia tetap pusing dan lemas makanya dia tidak sanggup main.”
“Untuk Ginting, dia aman kala itu. Dia tidak merasakan sakit layaknya yang dialami oleh Jonatan,” ujar Irwansyah.
Tanpa kehadiran Jonatan yang terpaksa WO, Ginting yang berstatus unggulan kedua pun otomatis menjadi pemain dengan peringkat unggulan paling tinggi yang bermain di BAC 2023. Sebagai unggulan, laga babak pertama udah tak mudah bagi Ginting lantaran harus menghadapi Wang Tzu Wei.
Ginting menang lawan Wang Tzu Wei dengan skor 21-16, 21-17. Lolos berasal dari adangan Wang Tzu Wei, Ginting bertemu Kenta Nishimoto di babak kedua. Ginting lagi-lagi berhasil menang dua gim langsung 21-18, 21-17.
Baca Juga: Apa Rahasia Diet, Olahraga & Kebugaran Cristiano Ronaldo?
“Ginting, berasal dari awal main dan berasal dari trik yang dibuat, dengan persiapan dan pikiran yang ada, saya memandang udah oke semua. Sebab saya pikir berasal dari awal itu musuhnya Ginting udah berat terus,” ucap Irwansyah.
Masuk ke babak perempat final, Ginting bertemu Li Shi Feng. Irwansyah memandang Li Shi Feng mempunyai kepercayaan yang jauh lebih besar sesudah memenangkan All England. Hal itu yang lantas menjadi tantangan bagi Ginting.
Laga di gim pertama terjadi sukar bagi Ginting. Ia tak sanggup meladeni permainan Li Shi Feng dan kalah 10-21. Irwansyah pun memberi tambahan evaluasi terhadap Ginting.
“Memang berasal dari aspek permainan, keduanya adalah tipe penyerang. Dari keinginan untuk menyerang, menjadi tiap pemain terhitung Li Shi Feng terhitung mau lebih dulu menguasai bagian depan.”
“Karena itu netting-nya harus bagus supaya musuh dipaksa mengangkat [shuttlecock]. Smes Li Shi Feng berbahaya itu. Itu yang harus dicegah,” ucap Irwansyah.
Instruksi yang sama terhitung diulang oleh Irwansyah di gim penentuan. Dalam pengamatan Irwansyah, duel Ginting vs Li Shi Feng adalah duel kedua pemain yang mempunyai serangan yang berbahaya.
“Saya mengedepankan jangan kasih kesempatan lawan menyerang sebab tembakan lawan terhitung kencang. Karakter shuttlecock terhitung menguntungkan, menjadi duel itu mengenai siapa pemain yang lebih dulu sanggup membuktikan keunggulannya,” ucap Irwansyah.
Lantaran Ginting konsisten menekan, Li Shi Feng selanjutnya terkecoh di poin kemenangan paling akhir Ginting. Ginting memastikan menempatkan dropshot dan Li Shi Feng tidak sanggup menjangkau shuttlecock.
“Tempo main harus cepat dan terakhirnya siapa yang lebih menyerang sanggup lebih berpeluang. Terakhir di gim ketiga itu Ginting laksanakan dropshot. Lawannya pikir Ginting mau dorong ke belakang tapi ternyata sama Ginting hanya diberi sentuhan pelan,” kata Irwansyah.
Ginting selanjutnya berhasil mengalahkan Li Shi Feng dengan skor 10-21, 23-21, 26-24 didalam kala 1 jam 22 menit. Irwansyah mengakui bahwa laga benar-benar menegangkan dan ada moment saat dirinya udah benar-benar coba pasrah sebab Li Shi Feng mempunyai kesempatan menang.
Irwansyah pun mengakui bahwa hasil pertandingan tak lepas berasal dari kuasa Tuhan. Irwansyah selanjutnya memberi umpama kala Li Shi Feng sejatinya mempunyai kesempatan emas untuk menang lawan Ginting.
“Walau keadaan tegang, saya berusaha rileks padahal dada terhitung udah gedebag-gedebug. Saya agak lupa di gim kedua atau ketiga, tapi Li Shi Feng sempat melompat laksanakan smes, mestinya dia menang itu tapi smesnya gagal.
“Pelatih Li Shi Feng terhitung saya memandang sampai lompat kala moment itu. Harusnya Li Shi Feng udah menang itu,” kata Irwansyah.