klub

Sejarah Chelsea: Klub Serba Pertama di Inggris yang Berdiri di Pub dengan Kisah-Kisah tentang Uang

Sejarah Chelsea mampu ditarik berasal dari akhir abad ke-19 di mana mereka pertama kali didirikan. Klub yang berbasis di Fulham, London Barat, ini bermain di Stamford Bridge sebagai kandangnya. Chelsea sendiri merupakan salah satu berasal dari lima klub yang memenangkan ketiga persaingan utama klub Eropa pra-1999, dan cuma satu klub yang memenangkan tiga persaingan utama Eropa berikut sebanyak dua kali. Mereka juga cuma satu klub London yang pernah memenangkan Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub.

Chelsea memiliki persaingan dengan tim tetangga asal London, yakni Arsenal dan Tottenham Hotspur, dan persaingan bersejarah dengan Leeds United. Dalam hal nilai klub, Chelsea adalah klub sepak bola paling punya nilai ketujuh di dunia (per 2021), dengan nilai £2,39 miliar (Rp44,3 triliun), dan merupakan klub sepak bola berpenghasilan tertinggi kedelapan di dunia, dengan pendapatan lebih berasal dari €493,1 juta atau Rp8,04 triliun (per Mei 2022).

Serba pertama

Chelsea dengan cepat diidolakan warga lokal dan memasang dirinya sebagai klub terbesar di ibu kota Inggris. Pada akhir 1910-an, Chelsea jadi klub pertama di Inggris dengan rata-rata kehadiran penonton lebih berasal dari 40 ribu orang.

Namun pada 1912, pendiri klub Gus Mears meninggal dikarenakan gagal ginjal. Jumlah kehadiran yang amat besar menyebabkan The Pensioners – julukan Chelsea kala itu – jadi salah satu klub terkaya di Inggris dan mampu membayar pemain-pemain terkenal.

Chelsea juga jadi tempat tinggal bagi pemain non-Inggris pertama di Liga Sepak bola, Nils Middelboe, yang berhimpun dengan Chelsea pada 1913. Namun lima dekade pertama keberadaan klub tidak amat membuahkan hasil.

Tim terus bergerak di antara Divisi 1 dan Divisi 2. Pada dekade kedua keberadaan Chelsea, barulah mereka berhasil raih final Piala FA untuk pertama kalinya.

Jatuh dan bangun Chelsea FC

Chelsea ikuti liga pertama kalinya pada 1955. Namun keberhasilan tak terduga ini tidak memadai untuk merubah nasib mereka dan klub ulang ke kondisi yang biasa-biasa saja.

Melansir Footbal History, pada pertengahan 60-an Chelsea berhasil raih puncak popularitas dengan banyak pemain populer jadi tamu selalu di Stamford Bridge. Untuk pertama kalinya di dalam sejarah, klub dipandang sebagai lawan yang sebenarnya.

Baca juga:

Sejarah Real Madrid FC, Klub Sepakbola yang Banyak Disukai Anak

Menggali Sejarah Manchester United

Setelah mengamankan Piala Liga pertama mereka pada 1965, dua kejuaraan lain diraih yakni Piala FA pada 1970 dan Piala Winner pada 1971. Namun piala berikut merupakan piala paling akhir mereka untuk kala waktu.

Chelsea mengalami susah keuangan mengenai pembangunan ulang Stamford Bridge dan meningkatnya hooliganisme para pengagum klub, Chelsea berada di dalam posisi yang berbahaya. Selama lebih dari satu dekade berikutnya, hasil pertandingan Chelsea tidak banyak jadi prioritas dikarenakan para pejabat klub fokus berjuang untuk menjauhi kebangkrutan.

Kepemilikan keluarga Mears pada Chelsea FC terputus disaat klub itu dijual di angka 1 poundsterling kepada pemilik baru Ken Bates pada 1982. Klub tidak ulang jadi sorotan hingga kelanjutannya pada 1996, menunjuk Ruud Gullit sebagai pelatih.

Dengan pelatih asal Belanda yang populer dan tim yang dipimpin oleh pemain internasional Italia, Gianluca Vialli dan Gianfranco Zola, Chelsea sekali ulang jadi salah satu klub paling menarik di dalam sepak bola Inggris.

Meskipun klub tidak berhasil melangkah jauh di Liga Premier sepanjang periode tersebut, mereka nikmati lebih dari satu keberhasilan layaknya dua kemenangan Piala FA pada 1997 dan 2000, serta kemenangan Piala Liga 1998. Selain itu, mereka juga berhasil raih Piala Winners kedua mereka pada 1998 dengan mengalahkan Stuttgart 1-0 di final.

Chelsea pada periode ini adalah tim yang amat didominasi oleh pemain asing. Sebuah pertandingan pada 1999 menandai masa baru di dalam sepak bola Liga Inggris. Ketika Chelsea melawan Southampton, tidak ada pemain Inggris yang merumput. Para pemainnya adalah Ed De Goey (Belanda), Albert Ferrer (Spanyol), Frank Lebouef (Prancis), Emerson Thome (Brasil), Dan Petrescu (Romania), Celestine Babayaro (Nigeria), Gus Poyet (Uruguay), Didier Deschamps (Prancis), Roberto Di Matteo (Italia), Gabriele Ambrosetti (Italia), dan Tore Andre Flo (Norwegia).

Era Abramovich

Pada 2003, Chelsea berubah selamanya, disaat klub dijual kepada miliarder asal Rusia, Roman Abramovich. Pemilik baru langsung memimpin Chelsea ke masa stabilitas keuangan, melunasi lebih dari satu besar utang klub, dan menghabiskan sejumlah duwit yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk memasukkan pemain bintang ke di dalam tim.

Di bawah pelatih asal Portugal yang kontroversial, José Mourinho, Chelsea memenangi gelar Liga Premier berturut-turut pada 2005 dan 2006, serta dua Piala Liga pada 2005 dan 2007 dan Piala FA pada 2007.

Bahkan sehabis Mourinho meninggalkan klub dikarenakan berselisih dengan Abramovich, Chelsea terus memiliki kemampuan yang dominan di sepa kbola Inggris. The Blues – julukan Chelsea – ulang memenangkan satu gelar liga, dua Piala FA, Liga Champions, dan Liga Eropa di dalam enam tahun.

Tak lama sehabis kembalinya Mourinho pada 2013, Chelsea memenang Piala Liga lainnya yang merupakan gelar liga kelima mereka. Setelah periode kinerja yang lemah, Chelsea memecat José Mourinho pada 2015. Kini Chelsea di bawah asuhan Thomas Tuchel baru saja menjuarai gelar Liga Champions mereka yang kedua kalinya.

Chelsea Saat Ini

Era kepemimpinan Roman Abramovich di Chelsea sayangnya harus berakhir pada tahun 2022 akibat invasi yang dilakukan oleh Rusia pada Ukraina. Abramovich diakui memiliki keterlibatan pada invasi yang dilakukan oleh Rusia, dan pemerintah Inggris pun menjatuhi sanksi terhadapnya.

Di sedang sanksi keuangan yang dijatuhkan pada oligarki Rusia berikut oleh pemerintah Barat sebagai respon atas invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, Abramovich pun membuktikan pada 26 Februari bahwa dia bakal menyerahkan kepengurusan Chelsea kepada para wali Yayasan Chelsea. Hal ini kelanjutannya mengarah pada penjualan saham Chelsea seluruhnya kepada pengusaha asal Amerika Serikat, Todd Boehly dan rekannya.

Pada 25 Mei 2022, pemerintah Inggris sudah menyetujui pengambilalihan Chelsea oleh konsorsium yang dipimpin oleh Boehly dengan nilai sebesar £4,25 miliar (Rp78,8 triliun). Pada 30 Mei 2022, penjualan berikut kelanjutannya selesai, dan mengakhiri kepemilikan klub sepanjang 19 tahun oleh Abramovich.

Chelsea lantas mengumumkan pada 20 Juni bahwa Bruce Buck, yang menjabat sebagai Chairman sejak 2003, bakal mengundurkan diri berasal dari jabatannya efisien pada 30 Juni biarpun dia bakal terus menunjang klub sebagai Penasihat Senior, dan Boehly bakal menggantikannya sebagai Chairman baru. Keputusan ini diikuti dengan restrukturisasi dewan klub dan mengumumkan kepergian Direktur Klub yang sudah lama menjabat dan Direktur Olahraga de facto, Marina Granovskaia, pada 22 Juni. Petr Čech pun meninggalkan perannya sebagai Penasihat Teknis dan Kinerja 5 hari kemudian.